Selasa, 28 September 2010

Sakau

Kau selalu cantik meski tak berlipstik,
tutur katamu menyejukkan hati bak air bening gemercik,

Senyummu memahatkan rindu walaupun tanpa merahnya gincu.
dan diam adalah caramu mengajariku bahasa kalbu!

Sabtu, 25 September 2010

Buih asa

Tak perlu menyesal bila gagal,
dan jangan jumawa ketika berjaya,

Lalu lihatlah,
serangga malam itu akan hangus berjelaga,
terbuai tarian elok sang lilin durjana!

Yang tak disadari

dalam diam,kau hanya menggumam
dalam bisu,tiada kata walaupun satu
membungkam suara gemuruh layaknya langit yg hendak runtuh
semuanya berlalu seiring jalannya sang waktu

sapa manja membuka awal jumpa
resah dan gelisah menyerbu jikalau terpisah
anugerah terindah dari Tuhan sang Pencipta Alam
mengalirkan kisah syahdu yg begitu mendalam

tapi sayat sembilu siap melukai
ratap pilu akan meleburkan keangkuhan hati
rajam cemburu membutakan nurani
namun senandung rindu pun selalu bisa mengobati

rasa lelah akan perihnya hidup
akan enyah jika ia ikut berdegup
menyeruak keheningan malam
membajak sejenak riuhnya pesta para nokturnal
syair penusuk jiwa yg sedang kasmaran
menumpahkan segala gundah dan kegalauan

bila senyum itu hanya menipu
jika bening tatapanmu adalah palsu
mengapa jantung ini ikut terpacu?
menggejolak di dalam dada
membangkitkan semangat hidup yg sempat sirna

bila kata ini dosa
andai maut datang tiba2
apakah kau akan biarkan dirimu merana?
memendam mimpi akan sebuah asa

hanya kau yg diharapnya
datang menghapus luka di jiwa
cukup sudah beban derita
saatnya kamu menjemput hari bahagia

terang hidupku dengan hadirmu
ceria hariku dengan candamu
inilah rahasia Tuhan pada umat-Nya
dengan anggun dia memayungiku
magis keberadaannya yg membayangiku

putih jingga yg membuatku kagum
menatapnya aku pun tertegun
maha besar Allah atas segala ciptaan-Nya
CINTA itu nyata

kini aku dalam pelukannya
merelakan separuh jiwa ragaku dalam belenggunya
mengijinkan diri melepaskan emas dalam genggaman
menerjang topan yg menggulung awan
melambung ke langit,menghujam ke bumi
meskipun sakit,tapi tak kan ditunggu sampai esok hari

dendang CINTA tak kan pernah berakhir
awal yg bgtu indahpun bisa dipupus getir
CINTA GILA yg diperjuangkan
sering kali menutup ceritanya dgn pengkhianatan

kepada siapa akan ku beri?
segenggam CINTA yg ada di tangan
berbagi tangis bercucur air mata

PERI mimpi,tak pernah juga kau bawa dia dalam tidurku
tak jua kau ijinkan kami untuk bertemu
Oh,malaikat siang.ku yakin dia tak kan padam
selalu membara bukan temaram

jariku pun tak sanggup melukiskan lagi
rintihan hati yg terpenjara CINTA

dan semuanya tak akan cukup berakhir hanya sampai dengan di sini!

Semarak pesta di atas mega

hari telah tinggi
ku layangkan pandang ke ufuk barat
wajah mentari pun tinggal separuh
alunan canda bangau bersahutan
seirama dgn iringan tarian mereka
yg bergegas pulang sebelum gelap tiba
membuat sang langit pun seakan malu
atau bahkan sedang terbakar api cemburu
pipinya merah jingga merona,
menambah anggun aura pesona ayunya

sehari,baru saja terlewati
seminggu,kau tak lelah menunggu
sebulan,kau berkerudung harapan
setahun,rindu kita semakin berdentum

tapi hari tak pernah berubah,
selalu begitu,
sesuai dengan takdirnya,



kasih,,,
senja telah tiba.
aku kan segera pulang,
kan ku lepaskan segala penat di rumahku!
yaitu di situ!
bersamamu!

Relakan.....


bila ia adalah air,
maka biarkanlah terus melaju dan mengalir,
reguk dan lepaskan dahagamu yg penuh getir.

jika itu hanyalah mimpi,
relakan saja takdir mengusirnya pergi,
memudar seiring merekahnya mentari pagi di esok hari.

karena masa masih bertahta,
memutar poros tetes keringat,cucuran air mata serta canda tawa!

Selalu kalah,terlalu salah!


waktu membawaku melangkah tak menentu,

tak ada sesal karena gagal,
tak perlu bangga apalagi jumawa!

kembalikan hidupku!

raga dan sukma ini seakan bukan satu!

dunia yg asing,
terus mendenging,

aku hanya ingin sembuh,
dan menjadi pribadi yg utuh!

Dialah yg terpiih

Oh,kasih........
Usailah sudah masamu untuk bersedih
Tak kan ku biarkan kau merintih
Kan ku balut lukamu yg perih
Akulah kakimu saat kau tertatih
Karena aku selalu untukmu,masih
Berdua kita kan belajar cinta sampai fasih
Ciptakan kisah tulus di atas lembaran putih
Sebening tetes embun yg senantiasa jernih

Kasihku berkisah

terima kasihku padamu rasa cemburu,
yg selalu mengajariku menahan rindu!

padamu rasa penat,
yg mnggemblengku agar selalu kuat,
dan senantiasa membakarku dgn kobaran api semangat!

bagimu rasa cemas,
kau topang aku melawan rasa was was!

dan kau rasa bimbang,
kau didik aku untuk selalu berhati2 dalam melangkah,
agar ku bijak dalam memilih!

untukmu rasa putus asa,
kaulah teladanku tentang keyakinan akan sebuah harapan,

wahai kau nafsu amarah,
kau bukakan pintu hati untuk jendela kesabaran!

semunya dunia mimpi,
menjadi tempatku tersenyum sejenak di antara perihnya hari!

hai sahabat,
jadilah saksi akan keberadaanku yg hanya sesaat!

Stagnan

Hari masih tetap saja seperti ini,
dan sang waktu akan selalu begitu,
tak pernah berubah!

Doa

Dalam lumpuh ia bersimpuh,
tertunduk menyilangkan jari,
sambil menitikkan beningnya titik asa,
lirih bibirnya gemetar mengucap,
"Ya Allah..."

Dan angkuhku pun merapuh...

Derik jangkrik masih terus saja mengusik,
hembusan angin membelai dedaunan gemerisik.
Duduk bersandar sadar di selembar tikar,
menggelar opera mata yg kian pudar.

Terapung dirajam cemburu penanda rindu,

Ku rapal mantra menyebut nama-Mu!
dan juga namamu!

Sabtu, 18 September 2010

DERAI AIR MATA

di malam ini
tiada bintang yg menari
mereka malah berlari
bersembunyi
di balik gumpalan mendung hitam yg menyelimuti

setitik demi setitik
gerimis berubah menjadi guyuran hujan
melarutkan taburan debu di atas hamparan tanah yg kering
menguapkan aroma bumi menyatu dalam hembusan angin

dadaku berdesir kala disapa sang petir
aku pun tertunduk
sekilas terlihatlah wajahku di genangan air
ku kepalkan kedua tanganku
sambil menggigil ku ayunkan kakiku tuk melangkah
meskipun goyah

jiwaku tersiksa
walaupun tanpa tetesan air mata
seribu penyesalan atas sebuah pengkhianatan

mimpi indah itu kini telah musnah
secercah senyum di balik kebohongan

tapi aku tak bisa tercampakkan secara sempurna
perlahan
dada ini semakin sesak
memotong separuh nafasku

hatiku terus bergemuruh
gundah
batinku merintih
direjam cemas


BIARKANLAH SAJA MALAM MENANGIS!


di saat ku teringat akan hari itu
ku selipkan jari-jemari
ku katupkan geraham
dan ku ambil nafas panjang
demi harapan di hari esok


aku semakin tersesat
kekalutan ini pun makin menghebat
karena ku pikir aku seorang yg kuat
meski luka ini tetap menyayat
tapi yakinku nanti pastilah kan ku dapat
tuk selalu tersenyum dan mereguk sejuta nikmat

Biarkan aku iri

Pemuda itu segera menuruni tangga lokernya,berjalan ke arah matahari terbit,melarutkan diri ke dalam barisan satu warna.
Kerja!

Kepalan tangannya semakin erat menggenggam sebotol air mineral penyegar tenggorokan seraya mengibaskan sehelai handuk ke pundaknya.
Hari yang panas!

"Pagi!"
terdengar sapaan.
ia pun menoleh,
"Ah,bapak!Selamat pagi juga Pak."
"Hai"
datang pula suara renyah yang lain.
"Pagi juga mas!"
Dari belakangnya,atasan bersama putranya juga sedang menuju suara gemuruh alat-alat berat yang terus berdentum.
Dan 3 orang itu pun saling menebar senyum.

Perjaka itu hanya mendehem,lalu memperlambat langkah kakinya,mendahulukan pasangan bapak-anak itu.
Hanya melihat mereka bersenda gurau,menatap kehangatan dan kemesraan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dari arah punggung mereka.

"Andaikata ayahku masih hidup mendampingiku,mungkin aku bisa seperti mereka,pastilah nilai A dalam raporku akan lebih berharga,dan sepertinya gelar sarjana bukan cuma jadi mimpi belaka!"

"Teng tong"
Dentang sirene pertanda 5 menit menjelang jam kerja dimulai yang membahana membuyarkan angannya seketika,barisan satu warna itu pun merayap semakin cepat.Lalu lenyap di tiap daun pintu.Tenggelam untuk memandikan bumi dengan tetesan peluh mereka.....

Duduk tepekur

Dulu,
kata2nya ramah,
suaranya pun renyah.

Sejak kemarin,
jari2nya semakin lincah,
ia terlihat lebih sering mengulum lidah.

Dan hari ini,
rona pipi di lesung pipitnya kian meranum,
seiring bibir merahnya yang menyungging senyum.

Namun esok,
misteri warna buta menjadi teka-teki baru untuk diindera,
deru debu dari derap langkah kakinya menggemerincingkan rantai tanya.